Festival Cisadane diselenggarakan di Kota Tangerang pada
pertengahan Juni 2013. Festival yang masih berhubungan dengan perayaan Peh Cun
ini dapat menjadi pembangkit kembali tradisi budaya dan kesenian masyarakat
Tangerang dan menjadi salah satu daya tarik dalam meningkatkan dunia pariwisata
Tangerang.
Festival Cisadane ini akan diadakan di Jalan Kalipasir, Kota
Tangerang, Banten. Para pengunjung yang terlihat sebagian besar adalah warga
keturunan Tionghoa yang akan sembahyang di kelenteng sekitar pinggir Sungai Cisadane.
Dilanjutkan dengan naik ke kapal menuju Sungai Cisadane.
Di atas kapal dengan sejumlah perahu naga, warga akan melempar
bacang dan tabur bunga ke sungai yang ada di tengah Kota Tangerang tersebut,
mereka juga akan membuat ritual membakar replika naga merah dan hijau, lalu
abunya dibuang di tengah sungai.
Setelah selesai, mereka akan berkumpul di sepanjang jalan dengan
mendirikan telur. Sebagian besar telur yang sudah dipersiapkan tersebut dapat
berdiri tegak di atas jalan, trotoar. Atraksi ini hanya selama 30 menit. Tradisi
ini hanya ada saat Toan Ngo. Tradisi ini tepat di tanggal 5 bulan 5 dalam
kalender Imlek. Ini salah satu tradisi masyarakat Tionghoa.
Selanjutnya, di puncak perayaan Peh Cun akan ada sembahyang
Twan Yang dengan melepaskan bebek ke Sungai Cisadane untuk diperebutkan. Untuk
malamnya, warga keturunan Tionghoa akan memandikan perahu keramat yaitu perahu
naga (liong) dan perahu pak-pak yang dilakukan di Jalan Iman Bonjol, Karawaci,
Tangerang.
Perahu keramat terdiri dari empat, yaitu dua perahu naga dan
dua perahu pak-pak berwarna merah dan hijau. Perahu ini terbuat dari sepotong
kayu keramat yang ada pada akhir abad ke-19. Selanjutnya, replika perahu
keramat itu dirancang di tahun 1912 yang kemudian digunakan untuk perlombaan
Peh Cun.
Perayaan Peh Cun di Tangerang sudah ada sejak tahun 1910. Tahun
2000, Kota Tangerang mulai mengembangkan tradisi budaya ini menjadi wisata
Budaya di Indonesia dalam Festival Cisadane. Festival ini dikelola oleh Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata dengan para warga dan komunitas
Tionghoa di Tangerang.
Nurulhuda, Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata Kota
Tangerang menginginkan agar festival ini tetap dikembangkan dan menjadi wisata
Budaya di Indonesia. Karena itu, penyelenggaraan tahun ini banyak menampilkan
kebudayaan sejumlah wilayah lain, seperti Betawi, Kalimantan Tengah, dan Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar